"Pilih saya dong…" (Sumber gbr: presidenri2020.blogspot.com)
Budaya Memelas dan Memeras Tumbuh Subur Tanpa Mampu Dicegah
Ah, ini hanya sekedar celotehan anak manusia yang penuh pertanyaan dalam
hidupnya. Anak manusia yang datang dari sebuah kampung kecil, beranjak
dewasa di sebuah kota kecil pula, lalu menimba ilmu sampai ke luar
negri, dan akhirnya pulang kampung untuk hidup di kota besar. Di dalam
kehidupannya ia berulangkali menjumpai kemirisan dalam hidup, serta
selalu bergulat dengan pergulatan hidup dengan rasionalitas alamiah:
Jatuh bangun. Suka duka. Susah senang. Di atas di bawah. Depan belakang,
dan masih banyak lagi. Ah, penuturan yang mungkin akan dibalas dengan
satu kata—Klasik.
Memang hidup ini sangat klasik. Pengulangan
peristiwa demi peristiwa yang sama masih saja terus terjadi. Kalaulah
itu bernilai positif betapa bagusnya ia. Tapi, tunggu dulu! Bagaimana
bila itu bernilai negatif? Kalau begitu, betapa berbahagianya dan
beruntungnya seekor keledai karena punya banyak kawan yang mau saja
jatuh ke dalam lubang yang sama berulang kali. Tapi itulah hidup, untung
selalu dapat diraih dan malang pasti bisa ditolak. Kenapa Anda
meolotot? Salah? Oh iya, Anda benar, seharusnya ungkapan yang betul
adalah untung tak mampu diraih tapi malang tak juga pernah bi