Belum lama ini Saya menyaksikan tayangan
film di layar televisi, film jedar-je-dor yang Saya suka. Ceritanya
mudah dicerna, apalagi untuk ukuran manusia seperti Saya, yang disodori film Matrix
terus ngeloyor pergi
meninggalkan Televisi (TV) setelah kira-kira empat puluh lima menit ditayangkan,
gara-gara ndak mudeng sama sekali. Dengan tingkat intelektualitas kocrot
itu, yaa... paling enak menyaksikan film jedar-jedor atau roman.
Meminjam istilah teman Saya, roman yang
picisan. Saya terima saja karena kenyataannya Saya memang demikian meski
sungguhnya teman Saya itu malah sedang menjalankan petualangan cintanya yang
picisan juga.
"Yooo... bedo tho no. Sana layar lebar, sini punya kan kenyataan. Bagaimanapun picisannya,
ya... bedo no. Ruwet dan membuat mumet, sampai jadi kerasa ndak picisan,"
katanya menjelaskan.
Saya yang mendengarnya ya... manut saja.
Meminjam istilah teman Saya yang lain. "Aaaaatur... saja."
Pengecut
Di salah satu adegan dalam film di layar
televisi itu, si penjahat lari menghindari tembakan sang penegak kebenaran
alias pak polisi.