Oleh
:
Yan
Salam Wahab
3. Sambungan.
Harus diakui
secara jujur bahwa Pemerintahan Kabupaten Kerinci selama Era Reformasi yang telah dilewati dengan selamat, mencatat
beberapa kemajuan yang sangat penting. Khusus dalam sektor ekonomi, yang
merupakan titik berat pembangunan selama ini, menunjukkan pertumbuhan luar
biasa. Imbas dari pertumbuhan ini juga telah menyentuh berbagai sisi kehidupan
Rakyat.
Tidak
berlebihan kalau harus dikatakan bahwa kemajuan sektor ekonomilah yang menjadi
daya utama penggerak kemajuan-kemajuan sektor lainnya. Seperti, pada sektor
pendidikan, dewasa ini telah dimungkin-kan terbukanya berbagai peluang bagi
setiap lapisan masyarakat untuk meraih jenjang pendidikannya ketingkat yang
lebih tinggi secara lebih merata. Hal ini semua dimungkinkan karena tingkat
perekonomian rakyat yang cukup memadai untuk membiayai kebutuhan akan
pendidikan.
Bagaimanapun
juga, kemajuan ekonomi yang disertai dengan peningkatan kemampuan memperoleh
pendidikan yang lebih tinggi, disukai atau tidak, akan melahirkan pola pikir,
pola sikap dan pola hidup, yang niscaya berbeda dengan orientasi generasi
sebelumnya. Dari sisi inilah, keberhasilan ataupun kekurangan yang telah
teragendakan oleh rentang waktu masa Reformasi, berdampak pula terhadap
semangat persatuan dan kesatuan yang telah dibina selama ini.
Manusia
bertindak terhadap sesuatu berdasarkan makna "sesuatu" itu bagi
dirinya. Apabila suatu keadaan dianggap dan dirasakan menguntungkan dirinya,
maka mereka pun akan memberikan dukungan atau respons yang positif. Sebaliknya
jika suatu keadaan dinilai merugikan kepentingannya maka mereka akan
mengemukakan sikap dan reaksi penolakan baik secara terang-terangan (manifest)
atau terselubung (letent). Akan tetapi jika kita perhatikan dalam kehidupan
sehari-hari tidak setiap orang mau dan mampu mengemukakan reaksinya terhadap
kebijaksanaan atau keadaan yang mereka rasakan atau mereka anggap tidak
menguntungkan dirinya. Banyak faktor yang menyebabkannya. Tingkat pendidikan,
status sosial ekonomi. kesempatan self confidence, dan push factors maupun full
factors yang dapat memancing dan membangkitkan keberanian mereka, merupakan
faktor yang menentukan response mereka bersifat latent atau manifest.
Pendapat umum
seringkali merupakan pendapat yang walaupun tak didukung oleh orang terbanyak
tetapi merupakan pendapat militan dengan efek yang besar dan terkadang
menentukan. Kondisi atau keadaan serupa ini sebenarnya merupakan keadaan umum
di suatu negara. Bahkan seringkali Demokrasi disebut "Pemerintahan oleh
opini publik". Di Jaman Yunani Kuno dan Romawi, misalnya pendapat umum
sangat ditakuti karena dapat bertindak sebagai "Pengadilan Rakyat"
dalam menjatuhkan hukuman kepada tertuduh, yaitu orang yang dianggap telah
melanggar norma atau menciptakan situasi yang merugikan rakyat.
Dalam hal ini
DPRD adalah unsur Daerah. Ini berarti DPRD sebagai mitra eksekutif mempunyai
tanggung jawab untuk mengamankan kebijaksanaan Pemda yang mungkin oleh rakyat
dirasakan kurang menguntungkan. Di sisi lain DPRD yang terdiri dari
fraksi-fraksi yang merupakan kepanjangan tangan porpol/orpol, dibebani tanggung jawab moril untuk dapat
mengagregasikan dan mengartikulasikan kepentingan rakyat pemilihnya. Sekalipun
fungsi dan kedudukan DPRD berbeda dari DPR-RI, tetapi kehendak rakyat perlu
dipertimbangkan. Apalagi jika kehendak atau sikap itu mencuat dan berubah
menjadi public opinion atau pendapat umum. Oleh karena itu perlu dikaji
bagaimana munculnya pendapat umum dan faktor apa saja yang mempengaruhi, serta
bagaimana solusinya.
Setiap orang
lahir dari sebuah keluarga. Di sini ia dikenalkan pada norma keluarga sebagai
awal sosialisasinya. la dikenalkan pada apa yang baik dan buruk, mana yang
benar dan mana yang salah. Ketika ia mulai bermain di luar rumah dengan
tetangga-tetangga sebayanya, ia pun mendapat tambahan norma yang harus
dikenalnya. Begitu pula ketika ia sekolah, bekerja, dan memasuki kehidupan
masyarakat luas, semakin banyak norma, nilai, tatanan, dan aturan yang ia kenal
dan menuntut untuk dipatuhinya. Perjalanan panjang kehidupan seperti inilah
yang mempengaruhi seseorang pada saat ia menghadapi masalah atau situasi dan
harus rnenentukan sikapnya.
Karena setiap
orang menjalani proses sosialisasi yang berbeda dan berada pada lingkungan yang
berbeda, maka sikap merekapun tidak selalu sama. Akan tetapi betapapun bedanya
sikap seseorang, terhadap suatu norma atau nilai yang oleh masyarakat umum
masih dianut (normatif) mereka pun akan bersikap (relatif) sama. Persamaan
sikap terhadap "sesuatu" inilah yang nantinya akan membentuk pendapat
umum. Dengan perkataan lain, pendapat umum dibentuk dari sikap atau pendapat
para individu terhadap suatu keadaan.
Jika dalam
pembangunan, kita mengabaikan masalah pemerataan. Kita harus menyadari bahwa
apabila pergeseran-pergeseran selama ini dianggap memiliki potensi mengancam.
Sebab, dengan maju dan meningkatnya pendidikan, menjadikan rakyat lebih kritis,
lebih sadar dan lebih mampu menimbang dan merasakan hasil-hasil pembangunan,
lebih mampu memahami tuntunan ideologi (Pancasila) dan konstitusi (UUD 45).
Sehingga lebih mampu mengerti tentang apa yang diterima dan apa yang seharusnya
diterima.
0 komentar:
Posting Komentar